Bagi
Pencinta Bola, ini berita menarik. Derbi "El Clasico" antara Real
Madrid dan Barcelona dianggap salah satu derbi terbesar dan terpanas
sedunia. Keduanya klub terkaya, juga puya persaingan panas secara
permainan, sosial, bahkan politik.
Latar belakang masa lalu tak pernah bisa dilepaskan dari partai ini.
Madrid dianggap representasi kerajaan atau pemerintah di bawah Jenderal
Franco. Sementara Barcelona dianggap pemberontak dan jadi representasi
semangat separatisme Catalan. Berikut ada lima hal yang menyangkut kedua klub tersebut.
1. Cules dan Merengues Suporter Barcelona sering disebut Cules, sedangkan Real Madrid terkenal dengan sebutah Merengues. Kenapa bisa?
Saat Barcelona masih bermain di Stadion Calle Industria, penonton
berjubel melebihi kapasitas. Sehingga, banyak yng duduk di tembok
stadion yang mengelilingi lapangan. Orang-orang yang lewat hanya bisa
melihat pantat-pantat dan punggung mereka. Maka, suporter Barcelona pun
akhirnya populer dengan sebutan Cules yang dalam bahasa Catalan berarti
pantat.
Sedangkan Madrid identik dengan warna serbaputih. Mereka pun disebut
Merengues, karena mengingatkan puding yang dibuat dari putih telur dan
gula yang bernama "Meringues".
2. El Cangelo de Barcelona
Pada tahun-tahun terakhir, media Madrid sering menyebut Barcelona
menjadi korban teror Madrid. Mereka seolah ketakutan hingga seperti
kaku, karena Madrid bisa tiba-tiba menyerobot gelar juara.
Tahun 2007, Barcelona memimpin sejak awal kompetisi. Namun, tim yang
waktu itu ditangani Fabio Capello itu sukses merebut gelar di saat-saat
akhir. Musim ini, media Madrid juga sering menyebut Barcelona "El
Canguelo" yang berarti mayat kaku (saking takutnya), karena Madrid akan
terus menteror mereka untuk merebut gelar. Dalam dual Liga Chamions,
media di Madrid sering menggunakan istilah "Eurocanguelo".
3. La Manita
Kemenangan Barcelona 5-0 atas Madrid pada pertemuan pertama Liga BBVA
2010-11, November lalu, membuat para penonton melambaikan tangan dengan
lima jari terbuka. Mereka ingin menegaskan kemenangan 5-0 yang sangat
berarti.
Maka, kemudian muncullan istilah "La Manita" yang berarti tangan
kecil. Istilah itu sering dimunculkan media Barcelona sebagai ejekan
kepada Madrid. Jika pada akhir kompetisi Liga BBVA kedua tim memiliki
nilai sama, maka Barcelona akan tampil sebagai juara. Sebab, Barca
unggul head to head 6-1, setelah pada pertemuan kedua di Santiago
Bernabeu berakhir 1-1.
4. Villarato
Teori konspirasi menyangkut "El Clasico" tak pernah reda dalam sejarah
persaingan Barcelona dan Real Madrid. Dulu, Madrid dianggap selalu
dibela, terutama oleh wasit, karena pengaruh penguasa Jenderal Franco
yang mencintai Madrid. Kini, giliran Barcelona yang dituduh menjadi tim
yang selalu dibela.
IStilah Villarato muncul sebagai plesetan nama Presiden Federasi Sepak
Bola Spanyol (RFEF), Angel Maria Villar. Barcelona sangat mendukung
Villar untuk menjadi Presiden RFEF lagi, sementara Madrid menentangnya.
Villar tetap berkuasa dan Madrid menuduhnya sering membantu Barcelona
lewat pemilihan wasit. Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho, pernah
menyinggung hal ini.
5. Mes que un club
Barcelona memiliki slogan "More than a club" (Lebih dari sekadar klub
sepak bola). Sikap ini membuat "El Clasico" juga jadi dianggap lebih
dari sekadar pertandingan sepak bola. Apalagi, Barca adalah simbol
Catalan yang selalu ingin merdeka. Bahkan, Catalan punya timnas sepak
bola sendiri dan lagu kebangsaan sendiri.
Bahkan, masih sering dijumpai, pendukung Barcelona membentangkan
spanduk berbunyi, "Catalonia is not Spain". Mereka tak mau mengakui
sebagai bagian dari Spanyol. Mereka juga serinig menyanyikan lagu
kebangsaan Catalan setiap bertemu Madrid.
Suporter Madrid biasanya akan merespons dengan menyanyikan lagu
kebangsaan Spanyol, "Que Viva Espana". Perang lagu kebangsaan ini juga
terjadi pada final Cpa del Rey di Stadion Mestalla baru lalu.
0 komentar:
Posting Komentar